SELAYANG
PANDANG PULAU DEWATA
DISUSUN DALAM RANGKA
MEMENUHI SALAH SATU TUGAS SEKOLAH
TAHUN AJARAN 2012/2013
Disusun Oleh :
Nama :
Amelia Hendra P
No.Induk :
1390
Kelas :
XI IPA 2
SMA NEGERI 1
NOGOSARI
KAB.
BOYOLALI
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
PENGESAHAN
Karya
tulis ini telah disetujui dan disahkan oleh kepala sekolah SMAN 1 Nogosari dan
guru pembimbing guna memenuhi tugas Akhir Sekolah tahun pelajaran 2012/2013
pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
I Pembimbing
II
Priyono, S.Pd Dra.
Sri Hartati
Nip.
19691025 2005 011007 Nip.
19691130 199412 2001
Mengetahui
Kepala
Sekolah
Drs. M. Joko Subandi,
M.Pd
NIP. 19620305 198802 1002
MOTTO
1.
If you false your promise, no
one will believe you anymore
Bila anda ingkar janji tak
seorangpun akan mempercayai anda lagi.
PERSEMBAHAN
Karya
tulis ini penulis persembahkan kepada :
1.
Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya
2.
Bapak Drs. Mahatma Joko Subandi,
M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Nogosari, Boyolali
3.
Bapak Priyono, S.Pd dan Dra.
Sri Hartati, selaku pembimbing
4.
Bapak/Ibu guru SMAN 1 Nogosari,
Boyolali
5.
Orang tua tercinta penulis
6.
Teman-teman dari penulis
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur
atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Selayang Pandang Pulau
Dewata” ini tanpa satu kekurangan apapun.
Dalam penyusunan
karya tulis ini, penulis tidak akan mampu jika melakukannya sendiri. Sehingga
dalam penyusunan karya tulis ini penulis di bantu oleh beberap pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Drs. Mahatma Joko Subandi, M.Pd
selaku kepala sekolah SMAN 1 Nogosari sekaligus penanggung jawab dalam
pembuatan karya tulis ini.
2.
Priyono, S.Pd dan Dra. Sri
Hartati selaku pembimbing yang telah member pengarahan kepada penulis baik
materiil maupun inmateriil.
3.
Bapak/Ibu guru SMAN 1 Nogosari
yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
4.
Orang tu penulis yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.
5.
Teman-teman penulis yang telah
membantu dalam pembuatan maupun penyelesaian karya tulis ini.
Tidak ada manusia yang sempurna, begitupun
penulis. Penulis mungkin banyak ada kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar karya
tulis ini bias lebih baik.
Nogosari,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
HALAMAN MOTTO............................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B.
Tujuan Penulisan....................................................................................... .. 2
C.
Perumusan Masalah................................................................................... .. 2
D.
Manfaat Penulisan..................................................................................... .. 2
E.
Sistematika Penulisan................................................................................ .. 2
F.
Metodologi Penulisan................................................................................ .. 4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. .. 6
A.
Keadaan Pulau Bali dan Letak
Geografis................................................. .. 6
B.
Macam-macam Upacara di Bali................................................................ .. 6
C.
Hari Raya Siwarartri.................................................................................. .. 8
D.
Obyek-obyek wisata yang
dikunjungi....................................................... .. 9
1.
Tanah Lot............................................................................................ .. 9
2.
Wisata Bahari Tanjung Benoa............................................................. 10
3.
Pantai Kuta.......................................................................................... 12
4.
Pusat Tenun Galah.............................................................................. 12
5.
Pertunjukkan Tari Barong................................................................... 13
6.
Pusat Oleh-oleh Dewata...................................................................... 14
7.
Istana Kepresidenan Tampak
Siring.................................................... 15
8.
Puja Mandala....................................................................................... 16
9.
Bajra Sandhi........................................................................................ 16
10.
Pantai Sanur......................................................................................... 17
11.
Danau Berata Bedugul......................................................................... 19
12.
Jogger................................................................................................... 19
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 20
A.
Sejarah Pulau Bali...................................................................................... 20
B.
Kebudayaan yang paling digemari
wisatawan........................................... 21
C.
Pantai yang difavoritkan para
wisatawan.................................................. 22
1.
Pantai Sanur........................................................................................ 23
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 24
A.
Kesimpulan................................................................................................ 24
B.
Saran.......................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah wilayah yang
memiliki beraneka ragm obyek wisata salah satunya yang sangat terkenal adalah
pulau Bali. Pulau yang sangat terkenal didunia karena keindahan panoramanya
yang menjadi tujuan wisata dunia yang mempunyai kepercayaan memuja dewa-dewa.
Pulau ini juga dikenal dengan sebutan pulau Dewata. Pemujaan tersebut di
lakukan dengan mengadakan upacara keagamaan yang selalu di taati masyarakat
Bali dan masih melekat pada penduduk di sana. Pulau ini kabarnya juga memiliki
nama besar di dunia Internasional, yang dapat menarik perhatian para wisatawan
mancanegara. Jumlah obyek wisata di pulau ini sangat banyak, contohnya pantai,
wisata alam, pegunungan, panorama, kebudayaan, dan keindahan pulau Dewata itu
sendiri. Di Bali sendiri agama hindu masih sangat kental dan masih
dipertahankan begitu pula dengan adat istiadat dan kebudayaannya, meskipun
banyak wisatawan-wisatawan yang menetap disana. Untuk itu penulis melakukan
observasi atau penelitian di pulau Bali ini dengan adanya study tour. Penulis ingin
mengetahui apa saja keindahan dan kebudayaan yang ada disana dan begitu pula
yang dapat menarik minat wisatawan.
Bagi sebagian besar penduduk Bali,
pariwisata adalah pemasukan atau mata pencarian dalam mendapatkan anggaran
untuk pembangunan pulau itu sendiri. Indonesia harusnya bangga karena memiliki
pulau ini.
Disini penulis akan mengulas sedikit
tentang pulau Dewata ini, dengan adanya observasi dari makalah dalam bentuk
karya tulis yang berjudul “Selayang Pandang Pulau Dewata”. Sesuai dengan
judulnya yaitu Selayang Pandang Pulau Dewata, maka hanya sedikit demi sedikit
penulis mampu menjelaskannya, hanya seputar dengan obyek wisata dan
keragaman-keragaman budayanya saja. Selayang Pandang bagi penulis hal yang di
ungkapkan secara singkat namun mengena dengan pokok pembahasannya.
B. Tujuan Penulisan
1.
Penulis ingin memberi pengetahuan wisata yang
terdapat di Indonesia, khususnya pulau Dewata.
2.
Penulis ingin siswa memiliki
rasa nasionalisme terhadap tanah airnya.
3.
Penulis ingin menambah wawasan
pengetahuan terhadap siswa.
4.
Penulis ingin meningkatkan
tekad siswa dalam melestarikan kebudayaan di Indonesia.
5.
Penulis ingin memperkenalkan
kebudayaan lain kepada siswa.
C. Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah Pulau Bali
?
2.
Kebudayaan apa sajakah yang
peling digemari ?
3.
Pantai apa sajakah yang
difavoritkan para wisatawan ?
D. Manfaat Penulisan
1.
Siswa mengetahui obyek-obyek
wisata yang terdapat di Indonesia khususnya Bali.
2.
Siswa dapat mengetahui
pantai-pantai yang menjadi favorit para wisatawan.
3.
Siswa lebih mengenal adat dan
kebudayaan di Indonesia.
4.
Siswa cinta terhadap tanah
airnya.
5.
Siswa mendapat pengetahuan dan
wawasan baru.
E. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini di susun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
A.
Bagian Pembuka :
1.
Halaman Judul
2.
Halaman Pengesahan
3.
Halaman Motto
4.
Halaman Persembahan
5.
Kata Pengantar
6.
Daftar Isi
B.
Bagian Isi :
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Penulisan
C.
Perumusan Masalah
D.
Manfaat Penulisan
E.
Sistematika Penulisan
F.
Metodologi Penulisan
Bab II Landasan
Teori
A.
Keadaan Pulau Bali dan Letak
Geografis
B.
Macam-macam upacara di Bali
C.
Hari Raya Siwarartri
D.
Obyek-obyek wisata pulau Bali
1.
Tanah Lot
2.
Wisata Bahari Tanjung Benoa
3.
Pantai Kuta
4.
Pusat Tenun Galah
5.
Pertunjukkan Tari Barong
6.
Pusat Oleh-oleh Dewata
7.
Istana Kepresidenan Tampak
Siring
8.
Puja Mandala
9.
Bajra Sandhi
10. Pantai Sanur
11. Danau Berata Bedugul
12. Jogger
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
C.
Bagian Penunjang
Daftar Pustaka
F. Metodologi Penulisan
Untuk mendapatkan data dalam karya
tulis, penulis menggunakan beberapa metode agar dapat menambah kesempurnaan
dari karya tulis, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1.
Metode Observasi
Dalam metode ini penulis mengadakan penelitian dan
penataran secara langsung di pulau Bali untuk mendapatkan keterangan.
2.
Metode Study Pustaka
Selain mendapatkan pengamatan, penulis juga mencari
keterangan melalui buku, internet, dan brosur-brosur yang berkaitan dengan
pariwisata di pulau Dewata.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keadaan Pulau Bali dan Letak
Geografis
Bali adalah pulau di Indonesia, sekaligus salah satu
provinsi di Indonesia. Bali terletak diantara pulau Jawa dan Pulau Lombok.
Ibukota provinsinya adalah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau itu.
Mayoritas penduduk Bali adalah masyarakat yang beragama Hindu. Di dunia Bali
terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan sebagai tempat berbagai Seni
Budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal sebagai pulau Dewata.
Secara Geografis Provinsi Bali terletak
pada 8°3’40” - 8°50’48” Lintang Selatan dan 114°25’53” - 115°42’40” Bujur
Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan
yang memeanjang dari berat ke timur, provinsi Bali terletak di antara pulau
Jawa dan pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut :
Utara : Laut Bali
Timur : Selamat Lombok (Prov. NTB)
Selatan : Samudera Indonesia
Barat : Selat Bali (Prov. Jawa Timur)
Secara
administrasi, provinsi Bali terbai menjadi delapan kabaten dan 1 kota, yaitu
kabupaten Gianyar, Jembrana, Tabanan, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng
dan kota Denpasar yang juga merupakan Ibukota Provinsi. Selain Pulau Bali
Provinsi Bali juga tediri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu pulau Nusa
Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di wilayah kabupaten Buleleng. Luas
otal wilayah provinsi Bali adalah kira-kira ± 5.634,40 ha dengan panjang ± 529
km.
B.
Macam-macam Upacara di Bali
Selain keindahan panorama alamnya,
Bali juga terkenal dengan keunikan budaya dan tradisinya. Budaya unik ini
kebanyakan lahir dari kegiatan agama yang dilakukan untuk di jalankan unuk
tujuan dharma dan pemuaan kepada Tuhan atu sanghyang widhi.
Berikut ini beberapa contoh upacara
yang ada di Bali :
1.
Upacara
Ngaben
Di
Bali, ini adalah penyelenggaraan upacara adat yang bertujuan untuk mengantarkan
arwah orang yang meninggal agar mencapai jalan ke surga. Upacara ngaben
merupakan salah satu bentuk upacara Pitra Yadnya. Pengunjung atau wisatawan
yang ingin menyaksikan upacara ini secara langsung mungkin sangat sulit kana
pengunjug harus memiliki ijin dari keluarga yang melaksanakan upacara tersebut,
dan pengunjung pun harus dalam keadaan suci.
2.
Dewa Yadnya
Ini
merupakan ritual aau upacara adat yang diperuntukkan bagi Tuhan dan semua
manifestasinya. Pemujaan kepada Tuhan dilakukan setiap hari melalui
persembahyangan Tri Sadnya dan Panca Sembah. Namun selain itu, ada lagi hari-hari
raya khusus yang diperuntukan untuk pemjaan manifestasinya Tuhan, contohnya :
Hari Raya Nyepi, Galungan, Saraswati, Tupek, Kuningan, dan lainnya.
3.
Pitra Yadnya
Merupakan
ritual khusus atau juga upacara yang dilakuakn terhadap orang yang sudah
meninggal. Yadnya ini bertujuan menghormati leluhur dan memberikan tempat yang
terbaik di surga.
4.
Manusa Yadnya
Ini
merupakan ritual yang dilakukan terhadap manusia, mulai dari dalam kandungan
hingga akhirnya dewasa. Hal ini bertujuan untuk kesempurnaan hidup manusia dan
mencakup beberapa tahapan hidup yang akan dihadapi manusia. Contohnya adalah
Nyambuti pada saat bayi berumur tiga bulan. Otonan yang bisa juga disebut hari
ulang tahun berdasarkan kalender Bali setiap enam bulan sekali, upacara potong
gigi serta pernikahan.
5.
Rsi Yadnya
Merupakan
upacara terhadap manusia yang telah mencapai tingkatan yang lebih tinggi, atau
setara dengan guru dalam Agama Hindhu. Upacara ini bertujuan untuk para Rsi,
Pinandita ataupun orang-orang suci lainnya. Upacara ini dilakukan saat orang
akan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam kehidupan beragama baik itu
dari segi fungsinya dalam agama atau dalam masyarakat.
6.
Butha Yadnya
Upacara
ini adalah upacara yang ditunjukkan untuk makhluk-makhluk astral atau
makhluk-makhluk yang tidak kasrat mata, seperti yang masyarakat Bali ketahui
atau percayai khususnya agama Hindhu bahw mereka berada di dunia ini tidak
hanya sendiri, melainkan ditemani dengan makhluk-makhluk yang tidak kasat mata.
Maka itu mereka sering memberikan persembahan-persembahan agar tidak kasat
mata. Maka itu mereka sering memberikan persembahan-persembahan agar tidak
mengganggu kehidupan mereka.
C.
Hari Raya Siwarartri
Perayaan Siwarartri adalah salah
satu bentuk ritual Hindhu yang mengajarkan kita untuk selalu memelihara diri
agar terhindar dari perbuatan dosa dan japa. Manusia sering lupa, karena
memiliki keterbatasan karena sering lupa itulah, maka setiap tahun pada sasi
kepitu (bulan ketujuh menurut penanggalan Bali) di langsungkan upacara
Siwarartri dengan inti perayaan makam pejagraan. Pejagraan yang asal katanya
yaitu jagra yang berarti sadar. Orang yang selalu jagra atau sadarlah yang
dapat terhindar dari perbuatan dosa.
Siwarartri pada hakikatnya kegiatan
namasranam pada Siwa Namasranam artinya adalah nama siwa. Nama siwa memiliki
kekuatan untuk melenyapkan kegiatan batin. Jika kegelapan itu mendapatkan sinar
dari Hyang Siwa, maka lahirlah kesadaran Budhi yang sangat di butuhkan setiap
saat dalam kehidupan ini. Dengan demikian, upacara siwararti adalah upacara
yang sesungguhnya tidak harus dilakukan setiap tahun, melainkan bisa di
laksanakan setiap bulan sekali, yaitu tiap menjelang bulan mati. Sedangkan
menjelang bula mati kepitu (adalah bulan mati yang paling genap) dilangsungkan
upacara yang disebut Maha Siwarartri.perayaan ini adalah suatu bentuk ritual
Hindhu yang mengajarkan untuk selalu memelihara kesadaran diri agar terhindar dari
perbuatan dosa.
D.
Obyek-obyek Wisata yang di Kunjungi
1.
Tanah Lot
2.
Wisata Bahari
Tanjung Benoa
3.
Pantai kuta
4.
Pusat Tenun
Galuh
5.
Petunjukkan
Tari Barong
6.
Pusat
Oleh-oleh Dewata
7.
Istana
Presiden Tampak siring
8.
Puja Mandala
9.
Bajra Sandhi
10. Pantai Sanur
11. Danau Beratan Bedugul
12. Joger
1. Tanah Lot
Disana ada dua pura yang terdapat di
antara batu besar. Satunya terdapat di atas bongkahan batu dan satunya terdapat
di atas tebing mirip dengan Uluwatu. Malah pada hari yang terang pengunjung
dapat melihat pura Uluwatu dari sini. Pura Tanah Lot ini adalah sebagian dari
pura sad kahyangan, yaitu pura-pura yang menjadi pokok-pokok di pulau bali. Dan
pura Tanah Lot ialah pura laut tempatnya penyembahan dewa-dewa penjaga laut.
Berdasarkan cerita legenda, pura ini
di bangun oleh seorang Brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Sanghyang
Niratha yang sukses memantapkan kepecayaan masyarakat Bali sama ajaran Hindhu
dan mendirikan Sad Kahyangan itu pada abad ke-16. Pada waktu itu penguasa Tanah
Lot sirik dengan beliau sebab para pengikutnya mulai melupakan dan mengikuti
Sanghyang Nirartha, untuk meninggalkan Tanah Lot. Dia bersedia dia bersedia dan
sebelum meningalkannya dengan kekuatannya ia membawa Bongkahan Batu ke tengah
pantai dan mendirikan pura disana. Dia juga merubah selendangya menajadi ular
penjaga pura. Ular ini sekarang masih ada dan secara objektif ular ini
tergolong jenis ular laut yang memiiki tanda-tanda beekor tipis seperti ikan,
warnanya hitam berbelang dengan warna kuning yang memiliki racun 3 kali lebih
kuat dari ular cobra. Disebelah utara pura Tanah Lot ada sebuah pura yang
berada di atas tebing yang menghadap ke laut. Tebing ini menyambung pura dengan
daratan dan berwujud seperti jembatan, melengkung. Jika turun ke pantai antara
Tanah Lot dan tebing, maka pada bulan-bulan khusus kita bisa melihat sunse
terhebat. Bla matahari yang berwarna merah akan tepat ada di lubang tebing.
2. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa yang berlokasi dekat
dengan kawasan wisata Nusa Dua, ternyata memiliki tarik yang unik. Tanjung
Benoa beada d ujung Tenggara pulau Bali dan dekat dengan kawasan Nusa Dua.
Dapat ditemph dalam 35 menit dari kuta, 40 menit dari sanur dan 20 menit dari
Airport Ngurah Rai. Tanjung Benoa menjadi tempat yang cocok untuk kegiatan
watersport. Pantai di kawasan ini sangat tenang, berbeda dengan di Kuta, sanur
atau Uluwatu sehingga menjadikan kawasan ini sebagai satu-saunya tempat untuk
permainan-permainan air yang menyenangkan. Olah raga air yang bisa dinikmati di
sana adalah Jet Sky, parasailing, banana boat, scuba diing, morkeling,glass
bottom plus kunjungan ke Turtle Islan dan flying fish. Kegiatan disana di mulai
dari pagi hari sekitar jam 8 sampai dengan jam 1-an, karena setelah itu air
surut dan tidak bisa menikmati pemainan-permainan lagi.
Ada beberapa permainan yang
ditawarkan di Tanjung Benoa, antara lain :
a. Para Sailing, yaitu pemainan air yang menggunakan
payung parasut yang ditarik oleh speed boat untuk mengelilingi pantai Tanjung
Benoa. Permainan ini akan terbang dalam ketinggian ±80 meter.
b. Jetsky, adalah salah satu permainan air paling
favorit yang ada disana, dari keseluruhan permainan. Permainan ini hanya mampu
menampung dua orang, 1 pengunjug dan 1 orang pemandu.
c. Banana Boat, yaitu permainan air yang menggunakan
perahu karet tunggal yang akn ditarik oleh speed boat berkeliling pantai dalam
waktu ± 1 menit, atau pengunjung bole meminta waktulbih. Kapasitas banana bot
ini biasanya 5 orang, 4 orang pengunjung dan 1 orang instruktur.
d. Flying Fish mrupakan permainan paling baru di Bali
dengan tiga buah banana boat dijadikan satu dengan tambahan rubber boat
melintang di depannya dan ada semacam sayap di kanan kiri. Flying fish ini
dimainkan maksimal 3 orang yaitu 2 pengunjung di sisi kanan dan kiri dan 1
orang instruktur di tengah-tengah.
e. Snorkeling, yaitu berenang sambil melihat
pemandangan bawah laut. Syarat utamanya adalah harus bisa berenang. Dengan
menggunakan masker dan fin, pengunjung akan di-brief dulu tentang cara-cara
menyelam yang benar. Bagi pemula kedalamannya sekitar 3-7 meter saja dan bagi
yang sudah ahli 7-15 meter di dalam air berkisar antara 40 menit.
f. Scuba Diving lebih bagus dari Snorkeling. Diving
tidak harus bisa berenang, lebih baik lagi apabila bisa berenang. Sebelumnya
pengunjung akan di brief oleh pemandu.
g. Glass Bottom dan Pulau Penyu (Turtle Island)
adalah wisata air yang paling banyak di gemari anak-anak dengan menaiki perahu
yang dibawahnya ada kaca bening dan bersamaan dengan ini pengunjung akan dibawa
ke pulau penyu yang disebut Tutle Island. Selain itu di pulau penyu ini juga
terdapat binatang lain seperti burung, kelelawar, ular, dan sebagainya,
sehingga pengunjung dapat berfoto-foto sesuka hati.
h. Sea Walker, sesuai dengan namanya yang berarti sea
adalah laut dan walk berarti jalan, yaitu wisata air yang menawarkan keindahan
yang luar biasa yaitu dengan berjalan di dasar laut.
3. Pantai Kuta
Pantai kuta adalah
sebuah tempat pariwisata yang terletak disebelah selatan Denpasar, ibukota
Bali. Kuta terletak di kabupaten Badung. Daerah ini, merupakan sebuah tujuan
wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan pulau Bali
sejak awal 70-an. Pantai kuta sering pula disebut pantai matahari terbenam
(Sunset Beach). Di kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempt pemandian
serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai kuta menawarkn berbagai
jenis macam hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang jalan menuju
pantai misalnya Rosovivo, Ocean Beach, Kamasutra dan lain-lain. Club dan bar
yang disebutkan di atas adalah beberapa club yang paling ramai di kunjungi di
sepanjang pantai kuta. Namun sekarang pantai ini sangat tidak terawat, karena
para wisatawan membuang sampah sembarangan, akibatnya di sepanjang pantai
banyak terdapat sampah dan kotoran-kotoran.
4. Pusar Oleh-oleh Tenun Galuh
Batik Galuh di
Banjar Tegehe, Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Batik
Galuh adalah pusat oleh-oleh batik khas dari Bali. Batik Galuh ini sedah ada
sejak tahun 1976 yang didirikan oleh Bapak Pande Ketut Krisna beserta
saudara-saudaranya. Kerajinan-kerajinan disini dibuat dari hasil manual alias
tidak menggunakan mesin, melainkan menggunakan alat tenun tradisional yang
membutuhkan keahlian dan teknik tersendiri. Seiring dengan berkembangnya waktu
dan produksi batik di Bali, alat tenun yang semula hanya ada 5 buah saja,
sekarang sudah menjadi 32 buah. Batik Galuh menjual beraneka macam
barang-barang yang bermotif batik, seperti kemeja, sandal, tas patung dan
sebagainya.
5. Tari Barong
Tari Barong adalah
salah satu dari seluruh tari yang ada di Bali yang merupakan peninggalan
kebudayaan pra-Hindhu selain tari Sanghyng. Kata Barong berasal dari kata
bahruang yang berarti binatang beruang, yang merupakan suatu binatang mitologi
yang mempunyai kekuatan gaib, dan dianggap sebagai binatang pelindung. Didalam
perkembanganny, kemudian Barong di Bali tidak hanya di wujudkan dalam binatang
berkaki empat, akan tetapi ada pula yang berkaki dua, adapun jenis-jenis barong
yang ada di Bali :
a. Barong Ket (Ket-ket), barong ini adalah yang
paling banyak didapatkan di Bali dan yang paling banyak atau sering di
pantaskan serta memiliki jenis pembendaharaan gerak tai yang lengkap. Barong
ket-ket merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau bona. Badan barong
ini dihiasi dengan ukiran dibuat dari kulit yang ditempeli kaca, dan bulunya
dibuat Braksok, ijuk, atau pula dari bulu burung gagak.
b.
Barong Bangkal, yang berarti
babi besar yang bermuka tua. Barong ini menyerupai seekor bangkal, biasa
disebut barong celeng atau bakung. Gamelan untuk mengiringinya adalah gamelan
batel, dalam pememtasannya sangat jarang disertai dengan suatu lakon dan
pementasan barong bangkal ini biasanya dengan cara nelawang atau pementasan
dari tempat satu ke tempat lain.
c.
Barong Asu, barong ini
menyerupai anjing terutama topengnya sangat dikeramatkan dan terdapat di pura
puncak Baturiti Tabanan. Gamelan yang digunakan adalah gamelan batel dan
disertai pula dengan bebarongan. Tetapi barong ini jarang untuk dipentaskan,
barong ini hanya untuk acara tertentu saja.
d.
Barong Gajah, barong ini
menyerupai seekor gajah, dan barong ini pun juga sangat dikeramatkan, salah
satu topengnya terdapat di desa Singapadu. Barong ini dipentaskan juga hanya
untuk acara tertentu saja.
e.
Barong macan, barong ini
menyerupai seekor macan, dalam pementasannya
ditarikan oleh dua orang penari dan ada juga yang dilengkapi dengan suatu drama semacam Arja, gamelan yang dipakai
untuk mengiringinya adalah gamelan batel.
f.
Barong Ladung, barong ini
berbeda dengan barong-barong yang telah disebutkan di atas. Barong Ladung ini
wujudnya bukan binatang melainkan manusia purba yang pada umumnya barong Ladung
ini dibuat berpasangan. Terdiri dari Ratu Lanang dan Ratu Luh. Barong ini
disebut demikian karena bentuknya besar dan tinggi, seperti sebuah ondel-ondel.
Ratu lanang (Barong Ladung Pria) wajahnya sangat menakutkan dan hitam bergigi
panjang dan mencolot keluar, sedangkan
Ratu Luh (Barong Ladung Wanita) berupa perempuan dari cina.
g.
Barong Blas-blasan, barong ini
juga disebut barong Keclingkling. Barong Blas-blasan adalah suatu bentuk
pementasan yang dilakukan secara ngelawang (dalam bahasa bali) yang berarti
pementasan dari satu tempat ke tempat lainnya. Penarinya hanya menggunakan
topeng-topeng wayang wong dengan lakon cuplikan-cuplikan dari cerita Ramayana
yang pada umumnya merupakan adegan peperangan. Barong ini hanya dipentaskan
pada hari raya Galungan maupun Kuningan dan biasanya penarinya adalah
anak-anak. Gamelan pengiringnya adalah gamelan batel atau biasa disertai dengan
semacam bebarongan.
6.
Pusat Oleh-oleh Dewata
Pusat oleh-oleh Dewata ini sesuai
dengan namanya yaitu Dewata, pusat oleh-oleh ini berada di Bali. Dewata adalah
sebuah pusat perbelanjaan oleh-oleh khas di Bali, yang menyediakan produk-produk karya dari pulau itu sendiri.
Selain pakaian, kerajinan tangan dan aneka makanan khas Bali dewata juga
menawarkan tempat yang strategis dekat dengan wisata pantai sanur.
7.
Istana Presiden Tampak Siring
Istana Tampak Siring adalah Istana
Presiden yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di desa Tampak
Siring, kecamatan Tampaksiring, kabupaten Gianyar Bali. Nama Tampaksiring
berasal dari dua kata bahasa bali, yaitu Tampak dan Siring yang masing-masing
bermakna telapak dan miring. Konon menurut sebuah legenda yang terekam pada
daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak kaki seorang raja
yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sangat sakti, namun beliau
bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa dan menyuruh rakyatnya
menyembah dirinya, akibat dari tabiatnya itu, Batara Indera marah dan
mengirimkan bala tentaranya. Mayadenawa pun lari masuk ke dalam hutan. Agar
para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak
kakinya, dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali jejak
telapak kakinya. Namun demikian, ia dapat juga tertangkap oleh pengerjarnya.
Sebelumnya ia dengar sisa kekuatan dan kesaktiannya dapat menciptakan mata air
beracun yang banyak menyebabkan kematian para pengejarnya setelah mereka
meminum air dari mata air itu. Batara Indera kemudian menciptakan mata air lain
sebagai penawar air beracun itu yang kemudian bernama Tirta Empul atau air
Suci. Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa itu terkenal dengan nama
Tampaksiring. Istana Presiden ini diprakarsai oleh Presiden pertama Indonesia
Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk dan
jauh dari keramaian kota, cocok bagi Presiden dan keluarganya, maupun tamu-tamu
negara. Arsiteknya adalah R.M Soedarsono dan istana ini dibangun secara
bertahap. Komplek Istana Tampak Siring terdiri atas empat gedung utama yaitu
Wisma Merdeka seluas 1.200 m dan Wisma Yudhistira seluas 2.000 m dan ruang
Serbaguna. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira adalah bangunan yang pertama kali
dibangun yaitu pada tahun 1957. Pada 1965 pembangunan ini selesai yaitu dengan
berdirinya Wisma Negara dan Wisma Bima.
8.
Puja Mandala
Peribadatan Mandala adalah sebuah
kompleks tempat bangunan peribadatan indah di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali.
Lokasi Puja Mandala berada di tepi kanan jalan arah menuju hotel STP (Sekolah Tinggi Pariwisata).
Kompleks Puja Mandala ini memiliki bangunan rumah peribadatan dengan detail yang sangat mengesankan. Disana
terdapat lima tempat ibadah umat beragama. Yaitu umat muslim dengan Masjid Ibnu
Batutah, Bangunan Gereja Khatolik Bunda Maria Segala Bangsa sebagai tempat
ibadah umat Khatoli, Vihara Budhina Guna dengan Ornamen cantik berwarna putih
dan keemasan sebagai tempat ibadah umat Budha, Pura Jagatnatha sebagai tempat
ibadah orang Hindhu, umat protestan yaitu dengan Gereja Protestan Bukit Do’a
9.
Monumen Bajra Sandhi
Obyek Wisata Monumen Bajra Sandhi,
Bali. Merupakan monumen perjuangan rakyat Bali dan menjadi simbol masyarakat
Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian
pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman serta lambang
semangat untuk mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada dipintu utama, 8
buah tiang agung didalam gedung monumen,
dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter itu. Monumen ini terletak di depan
kantor Gubernur Bali yang mengekspresikan sebuah genta yang tinggi menjulang di
tengah Padma atau Seroja, lambang pertemuan Lingga dan Yoni yaitu sifat
maskulinitas dan sifat feminimitas yang akan melahikan kesuburan dan
kemakmuran. Bangunan ini menerapkan Konsepsi Tri Mandala. Bangunan gedung monumen
pada mandala tersusun menjadi 3 lantai :
a.
Utamaning Utama Mandala adalah
lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan atau
tempat hening, dan jauh dari kebisingan dari skeliling monumen.
b.
Madyaning Utama Mandala adalah
lantai 2 yang berfungsi sebagai tempat diaroma yang berjumlah 33 unit. Lantai 2
ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa.
Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk
menikmati suasana sekeliling.
c.
Mistaning Utaa Mandala adalah
lantai dasar gedung monumen, yang terdapat ruang informasi, ruang kepustakaan,
ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan toilet. Di
tengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik,
delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara. Pada bangunan
monumen terlihat :
1.
Guci Amertha, disimbolkan
dengan Kumba (semacam priuk) yang terlihat dibagian atas monumen.
2.
Badan Bedawang Akupa diwujudkan
pada landasan monumen, kepalanya pada Kori Agung.
3.
Ekor Naga Basuki, Terwujud
dekat Swamba dan kepalanya pada Koriagung.
4.
Gunung Mandara Giri diwujudkan
dengan monumen yang menjulang tinggi.
5.
Kolam mengelilingi monumen,
diibaratkan sebagai kriaranawa (pada bahasa bali menyebutkan lautan susu).
10.
Pantai Sanur
Pantau Sanur memiliki pasir yang
indah dan air laut yang tenang dan hangat. Letak pantai ini yaitu di Desa
Sanur, bagian timur kota Denpasar. Pantai Sanur ini sudah terkenal sejak lama,
terutama ketika terjadinya perang
puputan Badung pada 20 September 1906, dimana pada saat itu Belanda mendaratkan
pasukannya di pantai ini. Terdapat sebuah monumen dari batu yang ditemukan di tempat pantai ini, yang merupakan
Prasasti dari Raja Sri Kesari Warmadenawa dengan istananya di
Singhadwala pada tahun 917. Saat ini prasasti tersebut terdapat di Blanjong
bagian selatan pantai Sanur. Apabila hendak berkunjung ke Pantai Sanur
sebaiknya pada waktu pagi hari sebelum matahari terbit agar bisa menyaksikan
keindahan Sunrise. Pantai Sanur diperkenalkan pertama kali oleh seniman Belgia
A.J. Lew Mayeur dan istrinya yang bernama Ni Polok yang menetap di Sanur sejak
tahun 1937. Dia membuat pameran lukisan, hasil karyanya sendiri dan mulai
mengenalkan sanur sebagai tempat wisata
di Bali. Disisi tenggara pengunjung dapat melihat pemandangan selat Lombok yang
indah dengan latar belakang Gunung Agung. Atmosfer tropis yang menyapu seluruh
pantai Sanur membuat tempat ini menjadi tempat ideal untuk bersantai. Pantai
Sanur hanya ± 4 km dari pusat kota Denpasar dan dapat dicapai
dengan mobil atau motor. Pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik
domestik ataupun mancanegara, teerutama pada musim liburan atau akhir pekan.
Pada malam bulan purnama banyak orang
datang ketempat ini untuk bersantai, berenang maupun hanya
menikmati keindahan pantai ini saja.
Museum Le Meuyer adalah salah satu museum
di Sanur yang memiliki banyak lukisan menarik, dan lukisan-lukisannya pun banyak menarik
para wisatawan untuk berkunjung di tempat ini. Sebagai tempat wisata di Bali,
Sanur merupakan salah satu tempat alternatif untuk menyelenggarakan acara
bertaraf lokal, nasional dan
Internasional. Contohnya Festival layang-layang dan perlombaan Jukung (perahu
tradisional). Fasilitas wisata lain yang terdapat ditempat ini adalah hotel
berstandar Internasional, seperti Inna Grand Bali, Beach Hotel, Bali Haytt
Resort, Sanur Beach Hotel, dan lain-lain. Beberapa fasilitas lain untuk wisata,
penduduk sekitar menyediakan beberapa kombinasi area wisata yang tepat.
11.
Danau Beratan Bedugul
Bedugul adalah sebuah obyek wisata di
Bali yang terletak di daerah pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman bisa juga menikmati keindahan
danau daratan bedugul dan pura Ulun Danu, terletak di Desa Candi Kuning,
Kecamatan Baturiti, Tabanan. Jaraknya kurang lebih 70 km dari wilayah wisata
Kuta / Bandara Ngurah Rai. Bangunan yang
terdapat di areal wisata bedugul ini merupakan bangunan tempo dulu dan terbilang
kuno, tapi semua keadaan fisiknya masih bersih
dan tertata dengan rapi.
Terletak di dataran tinggi,
menyebabkan tempat ini sangat sejuk dan kadang-kadang diselimuti kabut.
Keindahan alam pegunungan dan Danau Beratan Bedugul yang bersih ditengahnya ada
sebuah Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan Kepada Sang Hyang Dewi
Danu sebagai pemberi kesuburan, akan sangat sayang sekali jika dilewatkan.
12.
Joger
Adalah salah satu souvenir yang tidak
terlupakan saat berkunjung ke Bali, pabrik kata-kata Joger ini berada didaerah
Kuta, Bali dan satu-satuya pabrik kata-kata
di Indonesia.
Mengapa bisa dinamakan Joger? Menurut
pemiliknya, Joseph Theodorus Wulianadi, yang cukup lama tinggal di Bali dan
pernah berprofesi sebagai Tour Guide ini, nama Joger diambil dari nama
sahabatnya yaitu Gerard. Modal untuk memulai usaha ini didapat dari hadiah
pernikahan Bapak Joseph ditahun 1981 dari bapak Gerard. Ketika memasuki pintu
outlet Joger, setiap pengunjung disapa dengan ramah dan ditempeli stiker yang bertuliskan
Joger, sebagai tanda masuk outlet. Joger memberikan ciri khas tersendiri yaitu
dengan desain kata-kata aneh dan unik, selain itu sudah banyak jenis yang
ditawarkan seperti T-shirt, baju, tas, dan souvenir-souvenir lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pulau Bali
Bali adalah nama salah satu provinsi Indonesia, dan juga merupakan
nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri
dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih
kecil disekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa
Ceningan, dan Pulau Nusa Serangan. Bali terletak antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok, ibukota provinsinya adalah Denpasar yang terletak di bagian selatan
pulau ini.
Tahukah anda para pembaca nama Bali bagaimana asal usul nama
Bali, tempat beristirahatnya para dewata? Awalnya Bali kedatangan seorang Maha Rsi Markandeya abad ke-7 memberikan pengaruh besar pada kehidupan penduduk Bali. Beliau adalah seorang pertapa sakti di Gunung Raung, Jawa Timur. Suatu hari beliau mendapat bisikan gaib dari Tuhan untuk bertempat tinggal di sebelah timur Pulau Dawa (Pulau Jawa sekarang). Dawa artinya panjang, karena dulunya Pulau Jawa dan Pulau Bali menjadi satu daratan. Dengan diikuti 800 pengikutnya. Beliau mulai bergerak ke arah timur yang masih berupa hutan belantara. Perjalanan beliau hanya sampai di daerah Jembrana karena pengikut beliau tewas dimakan harimau dan ular-ular besar penghuni hutan. Akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke Gunung Raung untuk bersemedi dan mencari pengikut baru. Dengan semangat dan tekad yang kuat perjalanan beliau yang kedua berhasil dan sukses mencapai kaki Gunung Agung yang sekarang disebut Besakih. Disinilah beliau mengajarkan agama kepada pengikutnya yang menyebut Tuhan dengan nama Sanghyang Widhi melalui penyembahan surya tiga kali dalam sehari melalui alat-alat bebali atua sesajen yang terdiri atas tiga unsur benda yaitu air, api, dan bunga yang harum. Ajaran agamanya disebut agama Bali. Lambat laun para pengikutnya mulai menyebar ke daerah sekitar, sehingga daerah ini dinamai daerah Bali, daerah yang segala sesuatunya mempengaruhi Bali, dengan sesembahan berupa Bebali atau sesajen. Nama Bali berasal dari kata Bebali yang berarti sesajen, melihat bahwa Bali tidak lepas dari adanya sesajen. Sedangkan nama Dewata berasal dari kata Dewata yang berarti para Dewa, Pulau Bali dikenal dengan agama hindhunya yang kental yang menjadikan Bali dikenal dengan pulaunya para dewata.
Bali, tempat beristirahatnya para dewata? Awalnya Bali kedatangan seorang Maha Rsi Markandeya abad ke-7 memberikan pengaruh besar pada kehidupan penduduk Bali. Beliau adalah seorang pertapa sakti di Gunung Raung, Jawa Timur. Suatu hari beliau mendapat bisikan gaib dari Tuhan untuk bertempat tinggal di sebelah timur Pulau Dawa (Pulau Jawa sekarang). Dawa artinya panjang, karena dulunya Pulau Jawa dan Pulau Bali menjadi satu daratan. Dengan diikuti 800 pengikutnya. Beliau mulai bergerak ke arah timur yang masih berupa hutan belantara. Perjalanan beliau hanya sampai di daerah Jembrana karena pengikut beliau tewas dimakan harimau dan ular-ular besar penghuni hutan. Akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke Gunung Raung untuk bersemedi dan mencari pengikut baru. Dengan semangat dan tekad yang kuat perjalanan beliau yang kedua berhasil dan sukses mencapai kaki Gunung Agung yang sekarang disebut Besakih. Disinilah beliau mengajarkan agama kepada pengikutnya yang menyebut Tuhan dengan nama Sanghyang Widhi melalui penyembahan surya tiga kali dalam sehari melalui alat-alat bebali atua sesajen yang terdiri atas tiga unsur benda yaitu air, api, dan bunga yang harum. Ajaran agamanya disebut agama Bali. Lambat laun para pengikutnya mulai menyebar ke daerah sekitar, sehingga daerah ini dinamai daerah Bali, daerah yang segala sesuatunya mempengaruhi Bali, dengan sesembahan berupa Bebali atau sesajen. Nama Bali berasal dari kata Bebali yang berarti sesajen, melihat bahwa Bali tidak lepas dari adanya sesajen. Sedangkan nama Dewata berasal dari kata Dewata yang berarti para Dewa, Pulau Bali dikenal dengan agama hindhunya yang kental yang menjadikan Bali dikenal dengan pulaunya para dewata.
B. Kebudayaan yang Paling
Digemari Wisatawan
Bali merupakan pulau yang paling banyak dikunjungi, karena adanya
daya tarik itu sendiri. Salah satunya adalah kebudayaannya, namun hanya sedikit
yang digemari dan diketahui oleh wisatawan. Berikut ini kebudayaan yang paling
digemari wisatawan:
1.
Upacara Ngaben
Di Bali ini adalah penyelenggaraan upacara adat yang bertujuan untuk
mengantarkan arwah orang yang meninggal agar mencapai jalan ke surga. Upacara
ngaben merupakan salah satu bentuk upacara Pitra Yadnya. Pengunjung atau
wisatawan yang ingin menyaksikan upacara ini secara langsung mungkin sangat
sulit, karena pengunjung harus memiliki ijin dari keluarga yang melaksanakan
upacara tersebut, dan pengunjung pun harus dalam keadaan suci.
2.
Hari Raya Siwarastri
Perayaan Siwarartri adalah salah satu bentuk ritual Hindhu yang
mengajarkan kita untuk selalu memelihara diri agar terhindar dari perbuatan
dosa dan japa. Perayaan Siwarartri ini dilaksanakan setiap sasi kepitu (bulan
ketujuh menurut penanggalan Bali), dilangsungkan dengan inti perayaan malam
penjagraan. Jagra yang asal katanya berarti sadar. Orang yang selalu sadarlah
yang selalu terhindar dari japa dan dosa.
3.
Tari Barong
Tari
Barong adalah salah satu dari seluruh tari yang ada di Bali yang merupakan
peninggalan Pra Hindhu selain Tari Sanghyang. Kata Barong berasal dari kata
Bahruang yang mempunyai arti binatang beruang, yang merupakan binatang
pelindung yang memiliki kekuatan gaib, dan dianggap sebagai binatang mitologi.
Berdasarkan perkembangannya Tari Barong diwujudkan dalam bentuk hewan berkaki
empat dan berkaki dua yaitu: Barong Ket (Barong Ket-Ket), Barong Bangkal,
Barong Asu, Barong Gajah, Barong Macan, Barong Ladung, Barong Blas-blasan.
C. Pantai yang Difavoritkan
Para Wisatawan
Bali terkenal dengan pantai-pantainya yang sangat indah dan menawan,
sehingga sayang sekali untuk dilewatkan, namun sayangnya hanya sebagian yang
difavoritkan para wisatawan. Inilah pantai yang difavoritkan para
wisatawan-wisatawan domestik maupun mancanegara:
1.
Pantai Kuta
Pantai ini adalah tujuan utama para wisatawan setelah sampai di
Bali. Mereka jarang sekali melewatkan pantai ini saat berlibur di Bali, entah
apa yang menjadikan pantai ini sangat favorit untuk mereka, namun pantai ini
memang sangat indah. Wisatawan biasanya menikmati sunset di pantai ini untuk
melepas lelah dan sekedar bersantai sambil berjemur.
Pantai Kuta terletak di bagian selatan Pulau Bali. Dulu tempat ini
merupakan kampung nelayan dan seiring berkembangnya jaman, pariwisatapun dijadikan
mata pencaharian untuk penduduk di sekitarnya. Kawasan Kuta ini terkenal
sebagai ikon dari Pulau Bali sehingga dikenal dengan sebutan Internasional
City, karena pantai ini sangat terkenal sampai manca negara.
2.
Tanjung Benoa
Pantai Tanjung Benoa ini adalah pantai dengan pusat permainan airnya
sangat terkenal. Tanjung Benoa airnya tidak berombak dan cenderung tenang
sehingga cocok untuk permainan air dan liburan keluarga. Permainan yang ada
disini berupa: glass bottom, seawalker, flying fish, speed boat, parasailing,
jetsky, banana boat, scuba diving, snorkeling, dan lain-lain.
3.
Pantai Sanur
Pantai
Sanur yang sangat terkenal akan sunrisenya ini terletak di Desa Banjar, Taman
Sari ini merupakan pantai favorit berikutnya yang dikunjungi wisatawan. Mengapa
pantai ini disebut matahari terbit? Karena pada umumnya pantai ini sangat
banyak dikunjungi para wisatawan pada pagi hari, dan hanya untuk menyaksikan
sunrise atau matahari terbit. Pantai ini diperkenalkan pertama kali oleh
seniman Belgia yaitu A.J. Le Mayeur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal yang
menyangkut bab-bab sebelumnya bahwa:
1.
Ternyata nama Dewata berasal
dari asal katanya yaitu Dewata yang berarti para Dewa. Karena pulau Dewata
adalah pulau yang terkenal dengan tempat bersemayamnya pada dewa-dewa.
2.
Kebudayaan yang paling digemari
para wisatawan ternyata hanya sebagian saja, meskipun banyak kebudayaan di
Bali.
3.
Pantai ternyata menjadi ikon
dari Pulau Bali, tetapi hanya sebagian yang menjadi favorit wisatawan, tentunya
yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi.
B. Saran
Dari uraian-uraian di atas penulis ingin memberi saran-saran kepada:
1.
Pemerintah
a.
Penulis berharap pemerintah lebih
memajukan lagi pariwisata yang ada di Pulau Dewata agar wisatawan tertarik dan
semakin tertarik mengunjunginya.
b.
Penulis menganjurkan
para/pemerintah memberikan fasilitas yang lebih untuk kemajuan pariwisata di
Pulau Dewata.
c.
Penulis berharap pemerintah
lebih menghimbau adanya turis-turis asing yang masuk ke Indonesia, agar tidak
terjadi adanya tindak kekerasan atau kejahatan terhadap dunia pariwisata di
Indonesia.
2.
Masyarakat Bali
a.
Penulis berharap agar
masyarakat Bali lebih menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadatnya,
sehingga tidak mengurangi daya tarik pulau itu sendiri.
b.
Penulis berharap masyarakat
Bali sadar akan adanya lingkungan dan kebersihan obyek wisata, agar tidak
mengurangi keindahan Pulau Dewata.
c.
Penulis ingin agar masyarakat
Bali memelihara dan menjaga agar keindahan dan kelestarian alam di Pulau Bali
tetap alami.
3.
Pembaca
a.
Penulis berharap pembaca pun
juga dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Pulau Dewata dan
sekitarnya.
b.
Penulis berharap pembaca agar
dapat merawat alam yang ada di sekitar pembaca.
c.
Penulis berharap pembaca tidak
hanya dapat membaca dan mengetahui namun juga dapat mengunjungi Pulau Bali
secara langsung dan detail.
DAFTAR PUSTAKA
Binarto, R. Dan Surastopo. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: PT.
LP3ES.
Biro Perjalanan. 2013. Teknik Penulisan Karya Tulis. Simo: Kencana Tour.
Dinas Pariwisata. 2013. Istana Kepresidenan Tampak Siring. Bali.
Direktur Jendral Pariwisata Republik Indonesia.
(1989). Indonesia Calendar of Events. Jakarta.
http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/09/puja-mandala-kekhusyukan-kerukunan-dan-kedamaian/
Mastopo, M. Habib. (1982). Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.
Poespowardojo, Soerjanto. (1993). Strategi Kebudayaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.